Om Swastyastu,
Assalam’mualaikum WrWb
Salam Sejahtera Bagi Kita Semua,
Pertama-tama, marilah kita panjatkan
puja dan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha
Kuasa. Karena atas Asung Kerta Wara Nugraha-Nya kita semua dapat berkumpul di
tempat ini dalam keadaan selamat. Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya
akan menyampaikan sebuah pidato yang bertema “Melalui Hari Kunjung
Perpustakaan, Kita Tingkatkan Minat Baca Generasi Muda”.
Dewan juri yang saya
hormati, dan hadirin yang berbahagia,
Membaca
merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat reseptif.
Karena dengan membaca seseorang akan dapat memperoleh informasi, ilmu
pengetahuan, dan pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui
membaca akan memungkinkan seseorang mampu memperluas daya pikirnya, mempertajam
pandangannya, dan memperluas wawasannya. Dengan demikian, kegiatan membaca
merupakan kegiatan yang sangat diperlukan oleh siapapun yang ingin maju dan
meningkatkan diri. Membaca merupakan salah satu kunci utama untuk memasuki
istana ilmu, berperan sebagai landasan yang mantap serta kegiatan yang
menyajikan sumber-sumber bahan yang tak pernah kering bagi berbagai aktifitas
ekpresif dan produktif dalam kehidupan sehari-hari.
Namun
sangat disayangkan, dewasa ini jarang kita temukan pelajar yang gemar membaca.
Mengisi ruang waktu yang luang untuk membaca. Malah kebanyakan dari mereka
lebih memilih untuk main game, pergi ke warnet, atau jalan-jalan
bersama teman ke luar rumah.
Menurut
UNESCO, indeks minat membaca masyarakat Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya,
dalam setiap seribu penduduk Indonesia, hanya ada satu orang yang punya minat
membaca. “Sungguh tragis” Rendahnya budaya membaca ini juga berkontribusi pada
mengecilnya jumlah penulis dan produksi buku. Produksi buku di Indonesia tergolong
sangat rendah di dunia: hanya 18 ribu judul per tahun. Dibandingkan dengan negara-negara
lain, khususnya negara Jepang yang mampu memproduksi 40 ribu judul per tahun.
Seperti
yang kita ketahui, perpustakaan-perpustakaan di Indonesia, terutama di daerah,
sudah mulai sepi pengunjung. Sebaliknya, tempat nongkrong semakin dibanjiri kaum
pemuda. Dan sangat disayangkan, buku-buku yang dibeli dengan harga mahal, dan
dipajang di perpustakaan kondisinya sangat memprihatinkan. Ada beberapa pelajar
yang masih mau mengunjungi perpustakaan, namun mereka hanya mencari buku-buku
yang berbau remaja. Apakah ini pertanda bahwa pemikiran generasi muda hanya
didasari dengan hawa nafsu belaka? Tidakkah untuk menambah wawasan ilmu
pengetahuan mereka dengan kegiatan yang positif? Tidakkah mereka sadar bahwa
nasib bangsa ini ada di pudak mereka?
Hadirin yang saya
muliakan,
Dengan
itu, jadi sangat perlu adanya upaya-upaya guna meningkatkan minat baca di
kalangan generasi muda bangsa Indonesia. Sebenarnya ada banyak cara yang dapat
dilakukan, diantaranya :
1. Tersedianya
sarana dan prasarana perpustakaan yang memadai, baik perpustakaan umum,
perpustakaan keliling, perpustakaan sekolah maupun perpustakaan desa/kelurahan.
2. Para
pendidik harus terus mengembangkan kegiatan kesusastraan di sekolah dan
mengarahkan anak didiknya untuk memanfaatkan perpustakaan.
3. Para
pustakawan dan para pendidik agar terus memberikan motivasi pada anak didiknya,
bahwa membaca itu penting untuk menambah ilmu pengetahuan, melatih berfikir
kritis, menganalisis persoalan dan sebagainya.
4. Kemasan
buku agar disajikan lebih menarik. Tidak hanya kemasan dari luar saja, kemasan
dalam segi isi buku juga diperlukan. Mungkin dengan memberikan kesan gambar dan
cerita-cerita remaja seperti komik dan novel, yang sedang digemari oleh kaum pelajar
Indonesia.
5. Dalam
lingkungan keluarga, para orang tua agar dapat meluangkan waktu untuk
mendampingi dan memotivasi anak-anaknya agar mau dan senang membaca.
6.
Dan yang terakhir, adanya kebijakan
dari sekolah kepada siswa, guna meningkatkan minat baca siswanya, diantaranya
dengan memberikan suatu penghargaan bagi siswa yang rajin datang membaca ke
perpustakaan.
Hadirin
yang saya banggakan,
Dengan
demikian, marilah kita yakini diri kita untuk datang ke perpustakaan membaca,
dengan membaca kita pasti mampu mengatasi masalah Sumber Daya Manusia,
menciptakan generasi muda yang handal, dan mempunyai kompetensi di bidang Ilmu
pengetahuan dan Teknologi. Tidak hanya menjadi negara penghasil bahan mentah
saja, melainkan menjadi negara yang mampu mengelola Sumber Daya Alamnya secara
mandiri. Sehingga negara kita tidak tertinggal dari negara lain, justru kita
yakin negara kita akan sejajar dengan negara-negara Industri maju yang ada di
dunia.
Hadirin yang berbahagia,
Demikian
sepatah kata dari saya, Semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat bagi generasi
muda kita guna melanjutkan roda pemerintahan Negara Indonesia kedepannya. Saya
mohon maaf jika ada tutur kata yang tidak berkenan. Dan saya mengucapkan terima
kasih. Akhir kata saya tutup dengan paramasanthi.
Om Santih, Santih, Santih, Om.
0 komentar:
Posting Komentar