widgeo.net

KUMPULAN CERPEN

Label:

AKU DIA DAN MEREKA

                Semua lenyap begitu saja, ketika aku mengetahui bahwa dia berjalan dengan orang yang aku cinta. Sahabatku bernama Frans telah mengingkari persahabatan yang telah kita bangun selama 2 tahun. Sungguh aku tak menyangka jika ia memiliki pikiran yang keji itu terhadap sahabatnya ini. Akhirnya sahabat jadi lawan buatku.
            Awalnya kita bersama, iya bisa dikatakan bersahabat. Perkenalkan aku Dedik, seorang pemuda dari Bali yang bersahabat dengan seorang pemuda dari Jakarta bernama Frans. Kita bersahabat semenjak duduk sebangku di kelas XI. Canda, tawa, galau, sedih, duka kita lewati bersama. Tugas-tugas sekolah kita kerjakan bersama, makan di kantin sekolah bersama, ulangan bekerja sama, bahkan malam minggu kita pergi bersama, kita selalu bersama namun saat mandi kita tak pernah bersama. pada suatu ketika Frans mengalami tekanan batin yang sangat dalam, iya ditinggal kekasih hatinya yang telah merajut kasih bersama selama satu sengah tahun, aku selalu ada didekatnya, memotivasinya agar tidak terbelenggu terus menerus dengan kegalauannya. Aku kenalkan banyak para wanita kepadanya namun ia tak bisa melupakan mantan kekasih hatinya itu. Sampai disuatu kesempatan ia membuka primbon perjodohan dan membaca zodiak kelahirannya yang menyebutkan “untuk sekarang ini, lebih baik kamu tidak berpacaran dulu, kejarlah kariermu, karena itu dapat mempengaruhi perjalanan hidupmu”. Lalu ia memutuskan untuk Jomblo, melupakan mantan kekasih hatinya itu, hemmmm... mungkin ia terlalu tersugesti dengan ramalan primbon yang sok tau itu. Beruntunglah berkat ramalan itu ia tidak galau lagi dan hari-harinya mulai ia lewati dengan semangat dan optimis tinggi. Aku sebagai sahabatnya pun merasa senang melihatnya kembali seperti biasanya.
            Setahun telah berjalan, dan selama itu hubungan persahabatan kita tidak mengalami pergolakan. Sampai di suatu hari, Anisa seorang gadis cantik pindahan asal Bandung datang ke kelas. Uhhh... sungguh anggun, dan semua para pria yang ada dikelas terpanah dengan pancaran wajah cantiknya. Singkat kata singkat cerita aku dekat dengan anisa, entah kenapa aku tersihir dengan kecantikan anisa. Semua teman-teman merasa iri denganku, namun tidak dengan sahabatku Frans ia tetap mendukungku untuk terus mendekati anisa.
Frans   : “Dik gimana PDKTanmu dengan si Anisa?”
Dedik   : “Hemmm... lumayan lancar frans, tapii...”
Frans   : “Sudahh.. jangan ragu, lanjutin aja, jangan hiraukan teman-teman yang lain, mereka    semua cuma iri aja kok sama kamu.”
Dedik   : “Iya-iya deh Frans, makasi ya frans selama ini udah dukung aku tuk deketin anisa, kamu memang sahabat sejatiku”
Frans   : “Yoaa sama-sama bro.”
            Lama-kelamaan aku terlalu fokus dengan Anisa, sehingga aku kian melupakan Frans sebagai sahabatku. Hari-hari berubah begitu saja, bukan pergi bersama Frans lagi, melainkan aku semakin sering pergi bersama Anisa. Kian lama mulai tumbuh rasa sayang yang tulus dan ingin memiliki Anisa, namun tidak kunjung asa untuk mendapatkannya. Beribu alasan ia lontarkan dari mulut manisnya, beribu jawaban palsu yang iya hadiahkan kepadaku. Sampai disuatu ketika aku pergi ke Taman bersamanya, dan aku ingin meminta jawaban yang jelas kepadanya, aku tak ingin diberi harapan palsu (PHP).
Dedik   : “Anis, aku mau nanyak sesuatu boleh?”
Anisa   : “Iya dik, mau nanyak apa?”
Dedik   : “Gini... kan udah lama nih aku deket sama kamu, aku cuman mau mintak kejelasan hubungan ini ke kamu Nis... gimana nis?”
Anisa   : “Jangan buru-buru dulu ya, aku masih ingin mengenalmu lebih jauh lagi.”
Dedik   : “Terus sampai kapan aku mesti menunggu? Apa masih belum cukup yang aku kasik ke kamu selama ini?”
Anisa   : “Hemmm... sudah sih dik, tapi aku masih butuh waktu untuk memilikimu.”
            Karena kejadian itu aku berpikir dan menyadari bahwa kecantikan bukan segalanya bagi cinta. Dan karena kecantikan pula aku sampai melupakan sahabat sejatiku. Akhirnya aku tidak terlalu berharap bisa memiliki dia lagi dan aku mulai menjauhinya dengan sesaat namun perasaan ini masih ada untuknya. Semenjak itu, Anisa mulai menyadari bahwa aku mulai menjauhinya, Anisa pun berpaling dengan ku begitu saja. Sungguh aku merasa sangat bodoh telah mencintainya dan melupakan sahabatku Frans.
            Pada jam istirahat, aku sendiri menggalau di kelas tak ada yang memprihatikanku. Tak ku sangka, Frans datang menghampiriku.
Frans   : “Hy dik, kenapa kamu? Kayaknya sahabatku lagi galau nih..”
Dedik   : “Ehh frans, gak ku sangka kamu masih juga ingat sama sahabatmu ini yang sudah lupa sama kamu.”
Frans   : “Iya dong, sekali sahabat tetap sahabat dan gak kan pernah ilang dik.”
Dedik   : “Makasi ya... sahabatku..”
Frans   : “Sudah-sudah, ada apa dik? Kok kamu menyendiri dan gak kayak biasanya, dimana Anisa?”
Dedik   : “Hemmm... aku udah gak deket sama dia, aku bosen nunggu kepastian hubungan kita, aku capek Frans..”
Frans   : “Ya uwis, kalau itu sudah keputusanmu, terus kenapa kamu galau?”
Dedik   : “Justru itu Frans, sebenarnya aku masih sayang sama dia, tapi dia yang kayak gini Frans, gimana dong? Aku mesti gimana lagi?”
Frans   : “Sudalah sobat, jangan terlalu dipikir, masih banyak tohh cewek yang jauh lebih baik daripada dia, bumi nggak selebar daun kelor kan?”
Dedk    : “Iya-iya sih Frans, makasi ya Frans, kan ku coba tuk melupakannya.”
            Setelah itu aku berusaha melupakannya, namun amat sangat sulit bagiku melupakannya. Bayang-bayangnya terus menghantuiku. Dan sampai suatu hari tanpa aku duga sebelumnya, aku melihat Anisa jalan bersama Frans sahabatku. Sungguh sakit rasanya, sahabatku sendiri berani menghianatiku.
Dedik   : “Ehh Frans sedang apa kamu disini sama Anisa?”
Frans   : “Ehh dedik, hemmm.... nggak ngapain kok, akuu cumannn....”
Dedik   : “Cuman apa? Oohh jadi gini ya yang disebut sahabat sejadi, berani menusukku dari belakang?”
Frans   : “Aku nggak ada maksud apa-apa sama kamu dik, kan kamu udah ngelupain Anisa, jadi apa salahnya dong sekarang aku yang deketin dia...”
Dedik   : “Iya memang, tapi kamu tau kan kalau aku gak bisa ngelupain dia, aku masih sayang sama dia, tega banget kamu yaa, aku gak nyangka ternyata kamu tega ngianatin persahabat kita selama ini...”
Frans   : “Bukan gituu dik, tapii...”
Dedik   : “Tapi apa?, udah cukup apa yang aku alami sekarang ini, mulai sekarang kita gak sahabatan lagi..”
Frans   : “Tapi-tapi... tunggu dikk... aku gak ada maksud nyakitin kamu..”
Kemudian aku pergi dan mencoba menjadi seorang lelaki yang tangguh. Semenjak itu aku merasa jika tidak ada yang sejati, selain kesetian Tuhan terhadap kita. Singkat cerita Mereka berpacaran, dan aku menyendiri, tetap sendiri, namun aku sudah tidak telalu memperdulikannya, aku sudah mulai mengiklaskan hubungan mereka. Akhirnya semuanya hilang, pupus begitu saja, sahabat dan gadis yang aku cintai ilang lenyap begitu saja.
BERSAMBUNG
HAK CIPTA

INDRA PUTRA PRATAMA

0 komentar:

Posting Komentar